Ketergantungan…..

Ketergantungan….yah mungkin itu kata yang tepat buat menggambarkan gaya hidup masa kini. Ketergantungan pada 2 jenis gadget (setidaknya aq ngerasain ini) Yang pertama adalah

komputer

dan yang kedua adalah handphone

Bahkan bila tidak sedang menuliskan ini mungkin urutan penempatan keduanya akan saya balik

Bukan perkara aneh lagi memang, bila banyak orang bergantung (baca:diperbudak) oleh gadgets terutama yang namanya handphone. Malahan, belum lama lalu saya pernah dilayani oleh mbak-mbak pelayan mie ayam kaki lima yang masih mengepit handphone diantara telinga dan pundaknya, sambil kerepotan membawa nampan berisi pesanan aq. Takjub (dan agak dongkol he..he.. ) dan menjadi prihatin ketika begitu banyak orang yang saat ini rasanya menjadi sangat ketergantungan terhadap benda yang satu ini sampai-sampai diantara kewajibannya pun masih tidak bisa jauh dari yang namanya handphone

Satu lagi pemandangan yang pernah aq saksikan hingga menggilitik buat menuangkan dalam tulisan adalah ketika suatu hari aq berada diruangan seorang dokter, setelah diberi obat, disuruh istirahat sebentar sampe kondisi agak pulih untuk bisa pulang. Saat sedang istirahat, seorang pasien anak kecil datang dengan kondisi tangan terluka parah digendong orangtuanya. Saat diperiksa, akhirnya diputuskan untuk menjahit luka tersebut Sang dokter lantas dengan sigap melakukan proses penjahitan, saat itulah handphone pak dokter bunyi. Dengan tangan masih berlumuran darah (pake sarung tangan sih…) pak dokter menjawab panggilan telepon tersebut yang ternyata adalah pemberitahuan jadwal operasi yang harus dilakukan keesokan harinya. Wah..wah…saya Cuma bisa bengong…….

Sebuah cerita yang berawal pada tanggal 10 Maret 1876, diusianya yang ke-39, Bell mengukir sejarah setelah mengucapkan “Mr Watson ……come here…I want to see you.” Memang tidak sedramatis Arnold S . saat mengucapkan “I’ll be backhhh……” tapi kata-kata Bell yang ditujukan pada asistennya siang itu menjadi istimewa bagi dunia karena merupakan kalimat pertama yang berhasil ditransmit manusia menjadi sebuah media telekomunikasi. Saking terkejut senang, saat itu juga Mr.Watson tergopoh-gopoh berlari keruangan sebelah, tempat Bell bereksperimen dengan mesintelegrafnya. Lalu dengan mata berkaca-kaca ia pun menjawab “I can hear the WORDS..” Bisa terbayangkan rasa hati mereka saat itu terharu hiks…

Walau begitu, harus diakui pergerakan waktu memang tidak dapat ditebak jika menyangkut tentang sebuah penemuan. Karena semenjak telepon Bell pertama lahir, baru setelah hampir 1 abad kemudian seseorang akhirnya mampu untuk mulai menjelmakannya menjadi sebuah handphone. Pada tahun 1979, handphone komersial pertama secara perdana mulai dioperasikan di Tokyo Sejak itu, dunia pun tidak akan pernah sama lagi. Semua orang tidak ingin ketinggalan memiliki gadget ini meski saat itu bentuknya masih sebesar dan seberat batu bata dengan memegangnya ditangan seakan seperti memiliki dunia dalam genggaman. Setidaknya dunia aq, yang waktu itu berada dikota kecil, Kendari

Gak hanya aq. Tidak juga hanya mbak pelayan mie ayam dan dokter yang bahkan menolak lepas dari handphone nya, meski sambil membawa barang pecah belah dan air panas bahkan alat kedokteran. Namun belakangan ini aq merasakan hikmah dibalik kejadian itu. Berkat Mr.Bell, kini bukan Cuma burger Mc.Donald saja yang bisa “kring…….kring…… tok…tok” kaki lima, dokter bahkan apapun pun bisa dipesan delivery dengan handphone dan komputer (baca : internet)!He..he..he..