Uang Suap

“Cowok aku auditor, kalau abis ngaudit keluar kota apalagi klo perusahaan besar atau pemda yang kaya wuih dijamin pulangnya tajir deh. Minggu lalu neh, dia baru pulang dari K***m**t**ntrus aku dibeliin BB deh. Ini yang aku pake sekarang, baru dibeliin ma dia”

(Hasil nguping tadi pagi, dikereta dalam perjalanan Bogor-Jakarta)

Mendengar percakapan itu, saya kok ya berasa gimanaaaaaaa gitu.

Pengen deh noleh kebelakang (sicewek yang ngobrol itu berdiri tepat dibelakang saya) trus marah-marah ke cewek itu.

Sadar gak sih sebenarnya apa yang dia bicarakan adalah menyangkut kehormatan. Kehormatan seorang auditor, kehormatan daerah, kehormatan negara dan tentu saja kehormatan dirinya sendiri.

Ndak habis pikir saya, kok ada ya orang yang bangga (dan santai saja) makan dari uang suap. Belanja petantang petenteng dengan uang suap.Pernah ndak ya terpikir olehnya, kelak saat mereka nikah dan punya anak, maka anak itu akan dibesarkan, diberi makan, disekolahkan dengan uang yang didapat dari menerima suap?

Mau jadi apa masa depan anak Indonesia, jika orang yang menerima suap santai saja bercerita didepan umum, jika sudah tak ada lagi yang namanya rasa malu didiri setiap orang.

*manyun*

*gatel pengen ngomel*

Omaigat………akhirnya hari ini saya nulis jurnal *lirik kerjaan kantor yang numpuk*

*lanjut kerja lagi ahhhhhhhhhhhhh*

Gambar dari SINI