Metamorfosa Apel dan Anggur

DULU………..

Dulu sekali, jaman saya masih kecil nun jauh disebuah kota, Kendari, buah apel dan anggur adalah buah yang sangat istimewa.Jaman itu belum ada supermarket gede apalagi mall, hanya pasar tradisional yang kalaupun menjual apel dan anggur harganya tidak terjangkau untuk kami, keluarga kecil dengan kepala keluarga pegawai negeri sederhana.

Apel dan anggur hanya bisa kami nikmati saat bapak kebetulan mendapat tugas keluar daerah seperti Jakarta, Bali, Bandung atau kota lainnya dimana bapak akan membawa buah tangan berupa buah-buahan.Masih lekat diingatan saat saya dan adik berebut buah-buahan itu.

KEMUDIAN…..

Semakin kami besar,di kota kami berdiri pasar buah yang antara lain menjual kedua buah itu.Wlopun masih tergolong mahal, karena memang didatangkan dari kota yang berbeda, setidaknya masih relatif terjangkaulah oleh kami.Tapi oh tapi, mungkin karena sensasi yang berbeda –tidak perlu berebut– yang ada kadang buah itu lebih sering memenuhi kulkas dan hanya termakan sedikit.Bukan ndak suka, tapi kadang lupa.Lebih tepatnya sih males, kecuali apel itu sudah dipotong-potong, anggur sudah dipiring dan tersedia dimeja makan, sudah pasti langsung tandas, dinikmati bersama.

 

KINI……

Perkembangan teknologi menampilkan apel dan anggur dalam bentuk berbeda.Apel dengan sedikit ”coak” itu tampil sebagai laptop, iphone, ipad dan sebagainya.Sedangkan anggur tampil sebagai hape yang kemudian dikenal sebagai BB.Menggenggam apel dan anggurdimasa kini berubah menjadi gaya hidup.Lihatlah dijalan-jalan, dimall, distasiun, dibandara, direstoran dan ruang publik lainnya, orang-orang tenggelam dalam dunianya sendiri, baca berita, update status, berbalas komen atau sekedar mendengar musik dengan gadget favoritnya.

Beberapa hari lalu, saya dan suami makan disebuah restoran.Sambil menunggu pesanan dan suami yang sedang ke toilet, mata saya beredar ke sekeliling ruangan.Tidak jauh dari tempat saya duduk, ada sepasang kekasih atau mungkin teman atau mungkin rekan bisnis yang duduk berhadapan dengan laptop menyala, ketak ketik, dan terlihat serius.Saya berpikir ”Wah, rajin bener mereka kerja, sambil makanpun masih serius melototin lapie”.Lalu mata saya beralih kearah lain, sebuah meja d
ikelilingi oleh 3 wanita dan satu pria.Yang wanita senyam-senyum sendiri memandang BB ditangan, ketak-ketik dan seterusnya sementara yang pria asyik menggoyang kepala kanan kiri dengan mulut komat-kamit, dengar musik sepertinya.

Suami datang, saya lalu gantian menuju wastafel untuk mencuci tangan.Sengaja saya lewat disebelah pasangan yang serius itu dan ternyata mereka sama-sama membuka facebook. Oh, ternyata apelnya (sempet lirik gambar apel coak di lepienya) dipake buat fesbukan, kirain kerja hehe.

Saya membatin, kalau mereka sibuk masing-masing seperti itu lalu kenapa mereka harus makan bersama.. Toh, tak ada percakapan, tak ada bercandaan, tak ada komunikasi apa-apa kecuali satu kesamaan, makan di meja yang sama.Mereka memang terlihat bersama secara fisik, tapi pikirannya entah berada di dunia mana. Apa asyiknya ngumpul tapi saling diam

Prema dan si BB

Lalu bagaimana dengan saya ?

Kami, saya dan mantan pacar yang sekarang jadi Direktur RT punya kesepakatan.Saat kami berkegiatan bareng, entah itu makan, jalan-jalan, belanjadan sebagainya maka tak ada fesbuk, tak ada MP, tak ada YM.

Ya, kami ngobrol apa saja, langsung. Tak perlu terwakili.

Kami bisa bersentuhan fisik, tidak terhalang gadget dalam genggaman.

Ada sih hal-hal tertentu yang jadi pengecualian misalnya terpaksa terima telpon penting atau membalas sms penting yang tidak bisa ditunda. Its okaylah, semua bisa dikomunikasikan hehe.

————-

Ah, saya lantas teringat pada apel dan anggur itu

Dulu mereka hanya buah

Dulu mereka menyatukan keluarga kami, menghadirkan tawa ditengah kami. Sampai sekarang saya masih senyum kalau ingat dulu saya dan adik berebut, lalu ibu membaginya dengan adil, lalu akhirnya kami makan bersama, sambil bercengkerama sekeluarga.

Kini mereka tampil sebagai mesin

Tetap menyatukan sih tapi dengan cara berbeda, karena mereka yang disatukan tak perlu bertemu fisik, cukup dengan menggenggam gadget tersebut dan memasukkan kata kunci pada sebuah aplikasinya maka mereka akan terhubung dengan dunia.

Selain menyatukan, apel dan anggur itu juga sekaligus memisahkan orang-orang yang nampak bersatu secara fisik.

Rasanya ungkapan jauh dimata dekat dihati perlu mendapat lawan deh

Dekat dimata jauh dihati

Haha.

*semua gambar kecuali yang ada anak ndut dan gantengnya ituh

Adalah hasil nyomot dari mbah gugel