Perjalanan 9 Tahun

Jika aku yang mengalami kecelakaan, lalu divonis seperti itu, apakah kau akan menikah lagi?”

——————

Kutipan itu saya ambil dari sebuah film India yang saya lupa judulnya. Udah lama pula nontonnya tapi kalimatnya masih terngiang-ngiang ditelinga saya.

Bahkan detail adegannya masih terbayang dengan jelas. Entah kenapa saya merasa kalimat itu maniiiiis banget, sungguh itu adalah bukti cinta suami istri.

Jadi film -yang entah apa judulnya- ini bercerita tentang pasangan suami istri dimana saat sedang hamil sang istri mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia keguguran dan rusaknya rahim. Ini membuat istrinya tak bisa hamil lagi. Sungguh vonis yang menyesakkan dada bagi seorang perempuan.

Seiring waktu, banyak pertanyaan dari pihak keluarga soal sang istri yang tak kunjung hamil ini. Mereka memang merahasiakan kondisi sebenarnya dari keluarga besar. Lalu suatu pagi terjadi percakapan kurang lebih begini

“bolehkah aku meminta sesuatu? “tanya istri
“tentu saja, untuk apa meminta, semua ini milikmu? “demikian jawab suaminya
“lalu apakah milikku ini boleh kuberikan kepada orang lain?”
“kenapa tidak, selama kau memberikannya dengan ikhlas.”
“aku minta kau menikah lagi!”demikian permintaan istri

Hening.

Sang suami menatap istrinya lamaaaaa sekali. Lalu berkata dengan lembut sambil memeluk istrinya, sebagaimana kalimat pembuka diatas.

—————–

image

Buat saya kalimat itu makjleb sekali. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Ikatan suci yang dijalin atas kekuatan cinta. Menyatukan dua pribadi dalam suka dan duka. Melewati hari-hari penuh kisah, tentu saja tak selamanya adalah kisah manis, ada pahit, getir, ada tawa, ada air mata.
Memiliki anak adalah salah satu pelengkap kebahagiaan pernikahan, tapi bukan tujuan akhir. Maka ketika anak tak kunjung hadir, seharusnya bukan alasan untuk berpaling kepada yang lain.

Saya pernah di vonis susah punya anak karena tak kunjung hamil sampai 3 tahun lebih pernikahan kami. Pasca operasi laparoscopy karena endometriosis, dokter menyarankan untuk mengikuti program inseminasi buatan atau bayi tabung. Saya sudah nyaris putus asa. Beruntung, saya diberikan suami yang luar biasa sabar dan setia. Dia menguatkan hati saya. Selalu ada disetiap tawa dan tangis saya. Mencoba mencari second opinion. Mencoba berbagai saran dan proses alami. Selebihnya sabar dan banyak berdoa. Sampai akhirnya saya hamil dan punya Prema yang sekarang menginjak usia 5 tahun. Terimakasih Ayah. Terimakasih. Banyak cinta dihati ini buat Ayah #peluk

Dan hari ini tepat 9 tahun perjalanan pernikahan kami. Ada yang bilang angka 9 adalah angka tertinggi karena angka-angka selanjutnya hanyalah pengulangan angka dari 1 – 9. Itu artinya kami sudah sampai diangka tertinggi. Maka kedepannya semoga kami diberi kesempatan melewati pengulangan angka-angka itu, dengan beragam kisah istimewa dalam bingkai keluarga. Dari berdua kini kami jadi bertiga, kalau sekiranya diberi kepercayaan lagi, tentu saja itu bonus luar biasa. Mohon doanya.

Namun jika tidak. Ijinkan juga kami tetap memohon doa, agar kami bertiga dapat menempuh perjalanan panjang menuju tahun-tahun mendatang dengan lebih baik. Menjadi orang tua yang baik, memiliki anak yang baik, melukis bahagia.

Bogor, 1 April 2015
Happy Anniversary sayang

🙂

About Arni

Arni I Parenting & Lifestyle Blogger I Proud mom of amazing Prema I Living in Bogor I Feel Free to contact me at putusukartini@gmail.com or itsmearni@yahoo.com
This entry was posted in Home, keluarga kecilku and tagged . Bookmark the permalink.

19 Responses to Perjalanan 9 Tahun

  1. Prolog cerita yg menyentuh, doa yg sgt bermakna, dan sy hanya bisa menutupnya dgn svaha.
    Happy anniversary ya bu..

  2. winny widyawati says:

    Mengamini semua do’a indah mbak Arnie utk kebahagiaan keluarga, terharuu bacanya. *peluk2 mb Arnie

  3. Happy Anniversary sayang, semoga kebenaran senantiasa menuntun dan menerangi jalan kita 🙂

  4. Di' says:

    Cerita yang menyentuh dan membuat bersyukur, Arni. Terima kasih sudah berbagi cerita dan pengalamanmu. Selamat berbahagia bersama suami dan Prema. Semoga harapan kalian tercapai dan kalian selalu dalam kesejahteraan.

    • itsmearni says:

      Sama-sama mbak Dian. Sayapun tersentuh banget nonton film itu, udah lama nontonnya tapi masih terngiang rasanya. Semoga kita semua bisa menjaga cinta dalam keluarga dalam kebahagiaan ya mbak.
      Makasi banyak untuk ucapan dan doanya, doa yang sama buat mbak Dian sekeluarga 🙂

  5. Selamat 9 tahun ya mbak Arniiii…. Papanya Prema makin kelihatan gemuk yaaa

  6. rengganiez says:

    Hepi eniperseri utk ayah n ibuk Prema….sehat selalu, bahagia dan langgengggg

  7. alrisblog says:

    Happy Anniversary. Semoga tetap jadi keluarga harmonis, bahagia dan sejahtera.

  8. Ina says:

    So sweet lho tulisannya, semanis tuh poto.
    Secara mbak ikutan tau rasanya sebuah penantian putra yah, jadi menyentuh pastinya pertanyaan diatas.

    Sekali lagi commitment. Semoga saya n misua pun bisa saling menjaga.

    • itsmearni says:

      Makasi mbak Ina
      Iya mbak, masa-masa penantian itu memang agak bikin perasaan gak karuan. Selain harus ngurusin perasaan sendiri juga masih harus dihadapkan pada pertanyaan banyak orang yang kadang gak mikir perasaan kita saat ditanya soal anak. Eh tapi ya begitulah hidup, pertanyaan seperti itu khan gak ada habisnya. Udahlah sekarang punya prema, lanjutannya tetep ada “kapan prema punya adik?”
      Hehe jadi ya mari kita berdamai dengan keadaan saja 🙂

  9. Pingback: April Mop Satu Dekade | Tersenyumlah dan Semua Bahagia ………

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s