Dulu. Bertahun lalu. Kami, saya dan suami pernah berpose disebuah lokasi yang menurut kami cukup menarik viewnya. Foto itu kemudian menjadi salah satu foto prewedding kami yang terpampang manis saat upacara pernikahan, baik di Bali maupun Kendari. Karena sesuatu dan lain hal (halagh…. ngaku aja males ngurusin) foto itu kemudian menjadi penghuni tetap lemari dalam bentuk gulungan rapi alias gak terpasang didinding rumah mungil kami di Bogor.
Nah, entah mendadak mendapat pencerahan darimana, setelah 9 tahun, beberapa bulan lalu kami tergerak untuk membuka gulungan itu. Memesan bingkai. Dan memajangnya disalah satu sisi dinding rumah. Namanya juga foto prewedding ya, tentu isinya hanya kami berdua dong. Dan disinilah drama dimulai.
Prema mulai bertanya-tanya. Ini dimana. Kenapa Prema gak diajak. Ayah sama ibu curang, jalan-jalan berdua aja. Kenapa Prema gak pernah lihat bajunya ibu yang ini. Dan sederet pertanyaan lainnya yang saat dijawab masih berlanjut dengan pertanyaan lagi dan lagi. Nah ada satu lokasi yang kebetulan pengambilan gambarnya deket dengan rumah kami saat ini. Prema juga hafal daerah sekitar situ. Lalu mintalah dia untuk berfoto juga disana. Duuuuh ni anak narsis nurun siapa sih, perasaan emak bapaknya kalem-kalem deh, kenapa anaknya demen amat jadi model yak :p
Daaaaan tarraaaa demi mewujudkan keinginan Prema agar tak banyak protes, akhirnya kami kesana. Dan sebagai pemeran figuran ya tentu saja saya deh #uhuk
Ini dia fotonya
Bandingkan dengan foto 9 tahun lalu di lokasi yang sama
Ceritanya menatap masa depan
Manis banget khan kami dulu #ceileeeeeee
*postingan ini mengandung kadar narsis yang cukup tinggi. Yang gak kuat baca sila lambaikan tangan ke kamera* :p
Nyesel buka ini…..
Hahahaha satu nol buat kamu
*dadahdadahkekamera*
*ikutannyeselkayakMuse*
*sirikkarenabelompernahpraweddingan*
😀
Sama kayak keponakanku, “lho? kok Rais nggak ada?” dia nggak ngeh itu poto mama-papanya lagi pacaran hehehehe
Hahaha jadi ternyata isi pikiran anak-anak itu sama yak