Bicara GWK tak lepas dari sosok Nyoman Nuarta, pematung terkenal asal Bali yang berdomisili di Bandung. Dengan tangan dinginnya telah merancang pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana. Patung ini awalnya digagas oleh Bapak Joov Ave (alm) bersama Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra 23 tahun silam. Sayang krisis moneter menerpa saat pembangunannya berlangsung, megaproyek inipun sempat terhenti dan baru dilanjutkan lagi prosesnya beberapa tahun ini.
Garuda wisnu kencana
adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Terletak dibukit Unggasan Jimbaran Bali , tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, sekitar 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar. Berada pada ketinggian 263 mdpl, kelak GWK akan menjadi salah satu icon pulau Bali dan terlihat dari jarak yang jauh sekalipun. Saat ini dari keseluruhan rencana pembangunannya yang terdiri dari Patung Dewa Wisnu Dan Sang Garuda sebagai tunggangannya, baru terwujud bagian atas Dewa Wisnu tanpa tangan dan kepala Garuda yang masih merupakan bagian terpisah satu sama lain.
Puas menikmati indahnya uluwatu dan lembutnya pasir putih di pantai Pandawa, perjalanan kami berlanjut kesini. Sebagai sebuah taman wisata, area GWK dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Antara lain ruang terbuka yang biasa digunakan untuk menggelar konser dalam skala besar, berkapasitas hingga 7000 orang. Bagian ini disebut Lotus Pond Garuda. Dengan pilar-pilar batu kapur yang dipahat sedemikian rupa, bagian ini tampak sangat eksotis, terutama saat-saat menjelang senja dimana sang surya tampak
Menyusup masuk disela-sela batu kapur. Memberi kehangatan yang lembut bagi pengunjung.
Lotus/teratai memiliki filosofi yang unik. Fakta-fakta menarik dalam kepercayaan umat Hindu meyakini teratai adalah simbol keindahan, kemakmuran dan kesuburan. Teratai adalah jenis tanaman yang unik. Akarnya tertancap didalam lumpur. Batangnya hidup didalam air sedangkan daun dan bunganya yang jndah tampil dipermukaan. Menyajikan pesonanya yang memiliki warna-warna memikat. Dengan demikian teratai dianggap mewakili kehidupan tiga alam.
Selain itu jika dimaknai lebih dalam, manusia yang telah sukses melewati segala kesulitan hidup, tak menyerah dalam cobaan (bagaikan hidup dilumpur) maka akan tiba saatnya bertemu dengan kebahagiaan dan keindahan serta muncul sebagai pemenang yang hebat dipermukaan.
Sebagaimana lokasi wisata lainnya di Bali, yang dikenal sebagai pulau seribu Pura, maka taman wisata GWK juga memiliki area suci. Parahyangan Somaka Giri, berada tepat disamping patung Wisnu. Tempat ini adalah sumber air yang secara historia dipercaya sebagai air suci mengingat lokasinya diketinggian namun tak pernah kekeringan.
Satu bagian yang tak sempat kami kunjungi adalah area Tirtha Agung, yang mana terdapat patung tangan Dewa Wisnu yang katanya sudah siap untuk dipasangkan pada patung kepala Dewa Wisnu yang telah lebih dulu berdiri tegak.
Sore itu kami juga sempat menikmati pertunjukan rindik, di street theatre. Disini juga tersedia aneka jajanan buat anda yang ingin sekedar ngemil-ngemil cantik. Sepanjang street theatre ini terdapat pahatan yang menggambarkan kisah pertarungan Garuda dan melawan Naga, sebagaimana sejarah tempat ini.
Lalu kami juga menyaksikan pagelaran kecak dance di Amphitheatre, yaitu area di sebelah street theater untuk menyaksikan aneka pertunjukan. Pertunjukan digelar setiap sore dan gratis (sudah termasuk dalam harga tiket masuk) yaitu sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Lakon yang ditampilkn saat itu adalah sejarah Garuda Wisnu Kencana. Akan saya buatkan postingan tersendiri nantinya.
Puas menonton kecak, tak terasa matahari telah meredup menuju peraduannya. Berganti cahaya bulan yang sayangnya malam itu agak temaram. Keluar ruang pertunjukan, harus agak berhati-hati, apalagi saya yang disambi menggendong Prema yang sudah tak kuat menahan kantuk. Iya, dipertengahan pertunjukan, cah bagus saya ketiduran dengan sukses. Suara gaduh dari panggung dengan sound system yang menggelegar itu tak ada artinya buat cah bagus yang seharian bermain. Apalagi jalan keluar dari amphitheatre ini memang agak remang-remang. Ditemani cahaya sentir nan etnik yang menempel dipohon-pohon hiasan saja.
Oh ya, untuk jalan keluar, pengunjung akan diarahkan melalui deretan restoran dan toko merchandise. Buat anda yang ingin makan malam atau sekedar membeli oleh-oleh, disinilah tempatnya. Jika tak ada aral melintang, tahun 2016 nanti keseluruhan patung GWK ini ditargetkan selesai. Semoga saja.
Hari sudah malam. Saatnya raga beristirahat. Ou, perjalanan tak seindah harapan. Kami masih harus menembus kemacetan karena para pelancong yang baru saja menikmati sunset yang seksi di uluwatu, pantai pandawa dan pantai-pantai lainnya disepanjang jalur ini, bertemu di titik yang sama dengan kami saat keluar dari GWK.
Baiklah, mari nikmati
Liburan mah dibawa happy aja, yes!
Pingback: Kisah Garuda Wisnu Kencana | Tersenyumlah dan Semua Bahagia ………
Patungnya besar-besaaar…
Cantik memang Bali itu yaaa..
Pantesan si sulung keukeuh pengen ke Bali hehe
Ini memang akan dibuat sebagai salah satu iconnya Bali teh
Konon klo udah jadi nanti, bakalan lebih tinggi dari liberty
Jadi dari seluruh penjuru Bali juga udah keliatan menjulang. Kita lihat aja nanti bagaimana jadinya
Hayuk teh, kalau pas mudik ke Indonesia disempetin ke Bali liburannya
Waaaaah megah pastinya ..
Iya semoga saja kesampaian…aamiin..
Mudah2an ya teh
Prema sudah mulai eskpresif kalo dipoto ya. Sdh siap punya adek tuh 😀
Ahahaha udah siap dari dulu Oom Ancha. Masalahnya belum kebagian jatah nih dari sang pemilik nyawa
Ou Prema mah narsis abis
Gak bisa liat kamera pasti langsung eksyen deh, persis Oom Ancha #eh
Dih, emaknya apa kabar tuh narsisnya. Hehehe…
Wuahahaha emaknya mah kalem kok. Mana pernah emaknya narsis
#ngumpet